• Breaking News

    Friday, 5 August 2016

    Tahap-tahap fertilisasi dan hormon-hormon yang berperan

    Perkembangbiakan secara generatif atau secara seksual, tidak lepas dari proses fertilisasi.

    Fertilisasi adalah proses peleburan antara sel sperma dengan sel telur/sel ovum yang telah matang untuk menghasilkan zygote.

    Proses fertilisasi terjadi di dalam rongga reproduksi wanita yaitu pada bagian tuba fallopi.

    Terjadinya fertilisasi berlangsung melalui kopulasi, yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan alat kelamin betina untuk memindahkan sel kelamin jantan kedalam organ reproduksi betina.

    Zygot yang dihasilkan akan menempel atau berimplantasi pada dinding uterus (rahim) dan tumbuh berkembang menjadi embrio lalu janin.

    Keadaan tersebut disebut dengan masa kehamilan atau gestasi atau nidasi. Janin akan keluar setelah berusia 40 minggu 288 hari atau 9 bulan 10 hari. Peristiwa inilah yang disebut dengan kelahiran atau persalinan.

    Tahap-tahap fertilisasi
    • Beberapa jam setelah terjadinya proses fertilisasi, zygot akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, dan 16 sel.
    • Pada hari ketiga atau hari keempat, terbentuklah kelompok-kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Di dalam rongga blasfosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. 
    • Lapisan dalam blastosit membentuk inner cell mas dan dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar dari blastosit) yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon pembentukan plasenta/ari-ari. Setelah itu, blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3 sampai 4 hari.
    • Pada hari ke-enam setelah terjadinya proses fertilisasi, throhphoblast akan menempel pada dinding uterus atau disebut juga dengan proses implantasi dan akan mengeluarkan hormon HCG (Hormone Chorionik Gonadhotropin). Hormon ini berfungsi untuk melindungi kehamilan dengan cara menstimulasi produksi hormon progesteron dan hormon estrogen sehingga dapat mencegah terjadinya menstruasi.
    • Pada hari ke-dua belas. Setelah terjadinya proses fertilisasi, embrio akan semakin kuat untuk menempel pada dinding uterus.
    • Dilanjutkan dengan fase gastrula, fase gastrula terjadi pada hari ke 21, dimana plasenta secara terus-menerus berkembang  dari throhphoblast. Mulailah terbentuk tiga lapisan dinding pada embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensiasi atau berkembang menjadi organ-organ tubuh yang lengkap.

    • Organ-organ tubuh dari janin akan berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.

    Hormon yang berperan dalam kehamilan.

    1. Progesteron dan Estrogen

    Merupakan hormon yang berperan dalam masa kehamilan pada tiga sampai empat bulan pertama masa kehamilan. 

    Hormon estrogen akan semakin banyak seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena hormon ini berfungsi untuk merangsang terjadinya kontraksi pada uterus.

    Sedangkan fungsi dari hormon progesteron adalah untuk menghambat terjadinya kontraksi pada uterus.


    2. Hormon Prolaktin

    Merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta/ari-ari. Hormon ini berfungsi untuk memacu hormon glandula mamae untuk memproduksi air susu.

    Selain itu, hormon ini juga berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi yang cukup.


    3. HCG (Hormone Chorionic Gonadothropin)

    Merupakan hormon yang berfungsi untuk mendeteksi adanya kehamilan. 

    Hormon ini akan bekerja pada hari ke-8 pada masa kehamilan yang dapat ditemukan pada urine wanita pada uji kehamilan.


    4. Hormon Oksitosin

    Merupakan hormon yang berperan paling penting dalam kontraksi uterus pada saat menjelang proses pesalinan/ kelahiran.


    Hormon yang berperan dalam proses kelahiran/ persalinan.


    1. Relaksin

    Merupakan hormon yang berfungsi untuk mempengaruhi peregangan otot-otot simfisis pubis.

    2. Estrogen

    Yaitu hormon yang berfungsi untuk mempengaruhi kerja hormon progesteron untuk menghambat terjadinya kontraksi pada uterus.

    3. Oksitosin

    Yaitu hormon yang berfungsi untuk mempengaruhi kontraksi pada dinding uterus.

    Prinsip kontrasepsi dalam reproduksi

    Kontrasepsi dalam reproduksi bertujuan untuk mencegah bertemunya sel sperma dengan sel ovum seghingga tidak terjadi proses fertilisasi.

    Macam-macam cara dalam kontrasepsi adalah :

    1. Sistem kalender

    Yaitu memperhatikan masa subur wanita. Hal ini penting untuk mengetahui waktu yang tepat untuk tetjadinya fertilisasi. Pertemuan sel kelamin jantan dan betina yang baik, adalah pada masa kesuburan wanita.

    2. Secara hormonal

    Yaitu menghambat atau menghentikan proses ovulasi. Pencegahan ovulasi (pelepasan sel ovum) dapat memperlambat atau mencegah terjadinya fertilisasi.

    3. Kimiawi

    Yaitu memakai zat kimia seperti spermatosida untuk pria dan vaginal douche untuk wanita.

    4. Mekanik

    Yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi. Pengguanaan alat kontrasepsi berguna untuk mencegah kehamilan walaupun melakukan kopulasi.

    5. Sterilisasi

    Yautu membuat steril organ-organ reproduksi bagian dalam, seperti vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita. Maksud sterilisasi yaitu menetralkan sel-sel kelamin jantan atau betina agar kesuburan sel tersebut hilang dalam jangka waktu tertentu.

    Proses fertilisasi dapat mengalami kegagalan karena sebab-sebab tertentu, misalnya terdapat penyakit yang menyerang organ reproduksi. Sebelum hal itu terjadi, periksa sedini mungkin dan selalu jaga kebersihan organ reproduksi sobat.

    Semoga artikel yang saya buat dapat bermanfaat dan menambah wawasan untuk sobat-sobat di rumah. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan dimohon dimaafkan.

    Sekian dan terima kasih

    3 comments:

    1. Ngeri juga sih kalo dah kena penyakit itu tapi terima kasih banyak min ane jadi nambah wawasan buat jaga - jaga

      ReplyDelete

    Health

    Sains

    Tips Sehat